Sabtu, 04 Juni 2011

Cerpen bukan cerpen biasa tapi luar biasa :)

Mendadak Cinta

Mentari pagi yang sudah memancarkan sinarnya, dan selalu terdengar pedagang roti yang berteriak-teriak dengan suara kerasnya agar terdengar oleh semua orang kompleks setiap pagi. “Tira kamu bangun sayang …tuh tukang roti saja sudah berjualan …kamu masih belum bangun saja”. Mama yang selalu membangunkanku dengan menyindirku dengan tukang penjual roti itu.”iya mama aku bangun kok !”. kataku sambil melihat telepon genggamku yang biasanya ada yang mengucapkan selamat pagi. Tetapi, itulah keputusanku untuk memutuskan hubungan dengan seseorang karena yang sudah tidak cocok lagi. Setelah itu aku pun bergegas untuk mempersiapkan diri agar tidak telat berangkat ke sekolah. “Ma…aku berangkat dulu ya ke sekolah, assalamualaikum…”.
“Hai semuanya ..” dengan hati yang riang menyapa semua teman-teman. “Tira, kok loe seneng banget gitu kan loe baru aja putus sama dia?”.kata Tria sahabatku. “ya gue seneng banget soalnya udah gak ada lagi orang yang ngatur-ngatur kehidupan gue”. “ syukur deh kalo gitu gue ikut seneng aja, dan loe bisa percaya sama kata-kata gue”. “yoi, mamen ..thanks ya..pasti gue bisa dapetin yang lebih baik dari si borokokok itu.” Kataku sambil kesal. “ ya betul tar gue cariin deh!”. Aku dan tria sambil tertawa. Dan bel masuk pun berbunyi. Tepat pukul 9.30 bel istirahat berbunyi. Aku dan sahabatku selalu pergi ke kantin karena takut tidak kebagian tempat duduk. “eh tira loe beneran udah bisa lupain dia ya?”. Kata tria sambil menyedot es campurnya. “ya dong, tapi dia sms-in gue terus minta pengen balik terus, ya gue nggak mau, makanya jug ague ganti nomor handphone”. “oh jadi gitu, pantesan aja semalem gue nelpon loe, handphone loe nggak aktif”. Tak terasa setelah bercerita dengan sahabatku tria bel masuk sudah berbunyi lagi. Sampai akhirnya bel pulang pun berbunyi. “tria gue pulang duluan deh, gue ada kumpulan dulu buat acara pemuda-pemudi gitu deh, bye!”. “OK, semoga loe dapet jodoh aja deh hahaha!”kata tria sambil mengacungkan jempolnya. Siang yang terasa panas pun aku harus bergegas pergi untuk berkumpul di suatu rumah yang dipakai sebagai kumpulan para pemuda-pemudi kompleks. “heii sorry gue telat yaa..gimana udah nyampe mana nih rencana kegiatan kita, hhe?”.kataku. “Nyantei kali ..kita juga baru mau mulai” kata pak ketuanya. Disinilah aku bisa menjadi orang yang sibuk dan melupakan segala masalah yang telah terjadi kemarin, dan dsini juga memang aku dekat dengan seseorang, tapi hanya sebatas dan menganggap sebagai adik dan kakak saja. “Loe dari sekolahan langsung kesini ya? gimana masalah mantan loe itu ?”. kata Guntur teman curhatku. “arghh udah nggak usah dimomongin lagi deh!”. Kataku sedang tidak ingin membahas hal itu. Aku tahu kalau Guntur suka denganku dan dia memang sangat perhatian sekali denganku, tapi dia tidak pernah mengungkapkan sesuatu yang ada di hatinya sama aku. “Tar gue sama anak-anak maen ke rumah loe ya? Gue mau ngabisin lagi makanan di rumah loe!” Guntur sambil tertawa. “terserah loe deh, rampok aja sekalian ke rumah gue !”. kataku sambil bergegas pulang ke rumah.
Pada malam harinyapun teman-teman sekompleks menyerbu datang ke rumah. Dan selesai tertawa terbahak-bahak dan semua teman-teman yang sengaja meninggalkanku dengan Guntur berdua, dan aku pun merasa biasa saja dengan Guntur karena aku memang tidak ada hati padanya. “Tira, selamat malam ya, gue mau pulang dulu!”. Kata Guntur sambil salting dan berpamitan pulang. “Ok, hati-hati yah !”. kataku sambil aneh melihatnya.
Dan esok harinya pun setiap sore sepulang sekolah aku berkumpul lagi dengan teman-teman sekompleks. Tapi, ada cowok yang bernama Restu, aku juga baru kenal dengannya dan dia langsung meminta nomor handphoneku. “hey, gue minta nomor loe dong !”. katanya sambil tersenyum. “Boleh, nih liat aja di Hp gue”. Kataku sambil cuek. Setelah ada perkenalan itu aku dan restu pun makin akrab dan kita juga sering sms-an seperti sama dengan Guntur pun begitu. Oya, restu itu umurnya lebih muda satu tahun denganku. Dalam percakapanku denagn restu di setiap sms pasti aku minta agar aku di comblangin sama temennya atau siapalah (nyari jodoh). “Heh, gue loe punya temen yang jomblo nggak?”. “Buat apa emang ? sama gue aja gue juga jomblo kok !”. Yah masa sama loe sih?”. Itulah percakapan-demi percakapan yang selalu diperbincangkan oleh aku dan restu. Selang berapa hari setelah aku dekat dengan Restu, dia akhirnya menyatakan cinta sama aku. “Loe dari pada nyari cowok yang nggak ada mending sama gue aja deh! Gue mau kok jadi pacar loe, loe mau kan jadi pacar gue ?”. kata restu di pesan singkatnya. Aku pun tercengang dan bingung harus menjawab seperti apa. “Tria, loe tahu restu kan ? yang sering gue certain, dia nembak gue, gue harus gimana ? nerima dia atau nggak ?”. kataku sambil kebingungan. “ya udah loe terima aja cintanya dia, lagian dia juga cakep kok !”. “Ya tapi masa gue pacaran sama berondong sih ?”. ya gapapalah, berondong juga belum tentu nggak dewasa kan ?”. “Ya juga sih kata loe? Tapi gue malu loh !”. “buang rasa malu loe ! dia juga baek kan sama loe. Kata gue loe terima aja cepetan !”. kata tria yang tidak sabar. Akhirnya pada hari kamis tanggal 21 pun aku dan restu resmi jadian.
“apa ????????”. Anak-anak kompleks yang tercengang mendengarnya aku jaadian dengan restu. Pasti mereka pada tercengang karena dulunya aku tidak dekat dengan restu, dan hanya dalam waktu beberapa hari saja aku bisa menerima dia, tidak seperti Guntur yang katanya dia suka sama aku, tapi aku hanya bisa menganggapnya sebagai kakak. Dan aku pun merasa lebih nyaman dengan keberadaan restu di hati ini.


Bye : Tyar